Menakar Efektivitas Maggot, Solusi Baru Pakan Ternak Berkelanjutan
Spektroom – Membenahi budaya membuang sampah sembarangan merupakan pekerjaan panjang yang menuntut perubahan cara pandang dan kebiasaan masyarakat. Upaya ini hanya bisa berjalan bila didukung kebijakan dan fasilitas memadai dari pemerintah.
Hal inilah yang kini sedang digerakkan melalui kolaborasi Universitas Andalas, PT Semen Padang, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Lingkungan Hidup Sumatera Barat (Sumbar), serta partisipasi aktif masyarakat.
Kolaborasi tersebut dirancang berkelanjutan, menggabungkan pendekatan edukasi, penerapan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle), dan penguatan regulasi untuk membangun pengelolaan sampah yang lebih terstruktur.
Gambaran itu disampaikan Peneliti Unand sekaligus penggiat budidaya maggot, Resti Rahayu, di sela kegiatan penelitian pengujian efektivitas indigovera dan maggot sebagai pakan ikan nila. Kegiatan berlangsung di kolam Pokdakan Lubuk Tempurung Indah, Kecamatan Kuranji, Kota Padang, Sabtu (22/11/2025).
Resti menyebut, pengembangan budidaya maggot yang ia lakukan kini memasuki tahap pengujian efektivitas sebagai pakan ternak.
“Kami diminta Dinas Kelautan dan Perikanan Sumbar menguji kandungan nutrisi dan kemungkinan zat berbahaya dalam maggot. Data ini diperlukan agar pemerintah memiliki dasar kuantitatif terkait penggunaan maggot sebagai pakan ternak,” jelasnya.
Sudah dua tahun Resti menjalankan penelitian berkelanjutan mewakili Unand. Dari data kualitatif yang telah dihimpun, maggot dinilai sangat berpotensi menjadi pengganti pakan komersial produksi pabrik.
“Hasil sementara menunjukkan maggot positif bisa menjadi substitusi pakan ternak, meski tetap perlu dicampurkan dengan pakan lain,” ujarnya.
Ia menegaskan, budidaya maggot adalah solusi sederhana yang bisa diterapkan langsung oleh masyarakat di rumah. Caranya dengan memilah sampah organik dari rumah tangga, lalu mengolahnya menjadi maggot yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak.