Penurunan Harga Cabai Merah Dorong Deflasi di Sumbar
Spektroom - Indeks Harga Konsumen (IHK) umum Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) mencatatkan deflasi 0,24% dari bulan ke bulan (mtm) pada November 2025.
Secara spasial, seluruh kabupaten/kota IHK di Sumbar juga mengalami deflasi. Kabupaten Pasaman Barat mencatatkan deflasi terdalam sebesar -0,81% (mtm), Kabupaten Dharmasraya sebesar -0,49% (mtm), Kota Bukittinggi sebesar -0,46% (mtm), dan Kota Padang sebesar -0,02% (mtm).
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumbar, M. Abdul Majid Ikram mengatakan, deflasi tersebut dipengaruhi oleh penurunan harga berbagai komoditas pangan, khususnya cabai merah. Hal itu didukung perbaikan pasokan yang berasal dari panen lokal serta peningkatan pasokan dari daerah penyangga lainnya.
“Namun deflasi di Kota Padang relatif terbatas meskipun harga cabai merah menurun seperti di daerah lain. Hal ini dipengaruhi preferensi masyarakat yang lebih banyak mengonsumsi cabai Jawa yang kembali mengalami peningkatan harga pada akhir November,” ucapnya, Selasa (2/12/2025).
Kendati demikian, Majid menjelaskan, secara kumulatif, perkembangan harga di Provinsi Sumbar hingga November 2025 sebesar 3,62% (ytd), melampaui batas atas sasaran inflasi 2,5±1%. Untuk itu, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sumbar perlu terus melakukan penguatan strategi stabilisasi harga pangan khususnya pascabencana agar tetap terkendali dan berada dalam rentang sasaran.
Langkah yang bisa dilakukan yakni memperkuat koordinasi dengan TPID provinsi dan kabupaten/kota untuk mendorong realisasi kerja sama pasokan cabai merah dari provinsi lain yang tidak terdampak bencana, seperti Jambi dan Jawa Tengah.
“Intensifikasi Gerakan Pangan Murah (GPM) kepada masyarakat di seluruh kabupaten/kota di lokasi yang tepat sasaran dengan menjual komoditas pemicu inflasi, terutama cabai merah. Memperkuat komunikasi kebijakan melalui pemberitaan jadwal pasar murah, panen di sentra produksi, dan kegiatan pengendalian harga oleh TPID. Memperkuat pemantauan pasokan dan harga komoditas pangan secara berkala,” tuturnya.
Dengan sinergi berbagai pihak yang terus diperkuat, TPID Sumbar optimis program pengendalian inflasi pangan akan berjalan efektif. Komitmen ini akan terus dijaga untuk memastikan inflasi Sumbar tetap terkendali dalam rentang 2,5±1% (yoy) pada keseluruhan tahun 2025.