Produksi Cengkeh di Kabupaten Madiun Fluktuatif Dalam Beberapa Tahun Terakhir
Spektroom - Produksi komoditas cengkeh di kabupaten Madiun fluktuatif selama beberapa tahun terakhir.
Sesuai data di Dinas Pertanian dan Perikanan (Dispertakan) Kabupaten Madiun, realisasi produksi cengkeh tahun 2023 sebesar 343,10 ton atau 86,15 persen dari target 398,28 ton dari areal seluas 1.053 hektare. Jumlah produksi tersebut turun 0,7 ton jika dibandingkan dengan 2022, yang tercatat sebanyak 343,80 ton atau 88,05 persen dari target 390,47 ton. Sedangkan realisasi produksi cengkih pada 2021 sebesar 343,82 ton atau 89,81 persen dari target 382,81 ton.
Kabid Perkebunan Dispertakan Kabupaten Madiun, Imran Rasidi mengungkapkan, tidak tercapainya target produksi cengkeh tersebut disebabkan oleh adanya serangan OPT berupa Bakteri Pembuluh Kayu Cengkeh (BPKC) dan dampak dari cuaca ekstrem yang menyebabkan pembuahan cengkeh menurun. BPKC menyerang jaringan pembuluh kayu pada batang tanaman cengkeh yang menyebabkan gangguan penyaluran air dan nutrisi sehingga pohon layu dan mati. "Kondisi ini diperparah oleh cuaca ekstrem dan kelembapan tinggi di kawasan perbukitan Madiun selatan. Begitu terinfeksi, pohon biasanya tidak bisa diselamatkan. Langkah terbaik adalah memotong dan membakar bagian yang terinfeksi agar tidak menular ke pohon lain," jelas Imron (20/10/2025). Pemerintah daerah, terus melakukan pendataan lahan yang terdampak dan merencanakan pemberian bantuan bibit baru bagi petani yang kehilangan tanaman. Dinasnya juga rutin melakukan pengawasan keliling bersama Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Jombang guna mendeteksi dini serangan OPT. Bila ditemukan kasus berat, Dispertakan Kabupaten Madiun juga melapor ke Dinas Perkebunan Jawa Timur untuk mendapatkan bantuan dan penanganan lanjutan.
Tahun 2025 ini, luas lahan tanaman cengkeh di kabupaten Madiun mencapai 1.799 hektar. Dari lahan seluas itu, 200 hektar diantaranya terserang OPT BPKC. Sentra perkebunan cengkeh di Kabupaten Madiun terdapat di Kecamatan Kare, Dagangan, Wungu, dan Gemarang. (Har)