Ruang Kelas Bersahaja, Latih Keterampilan Komunikasi Dalam Keluarga

Spektroom - Program Ruang Kelas Orang Tua Bersahabat dengan Remaja (Bersahaja) Direktorat Jenderal Bina Ketahanan Remaja Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (Kemendukbangga/BKKBN), dimaksudkan untuk meningkatkan pernahaman orangtua tentang tahapan perkembangan rernaya Gan tantangan psikologis serta sosial di era digital.
Menurut Direktur Bina Ketahanan Remaja, Dr. Edi Setiawan S.si, M.Si MSE, program tersebut juga untuk, melatih keterampilan komunikasi orangtua untuk membangun hubungan posaf dan relasi yang kuat dengan remaja.

"Memberikan Informasi bagi pengelola dan pelaksana program serta kader kelompok Bina Keluarga Remaja, dalam penyampain Substansi materi 1001 cinta dan Drama, Dinamika Relasi Orang Tua dan Re mi aja." ujar Edi Setiawan pada program Ruang Kelas Orang Tua Bersahabat dengan Remaja (Bersahaja), secara virtual, Kamis (31/7/2025).
Edi Setiawan menambahkan, harapannya ini bisa menjadi bentuk layanan kepada masyarakat yang memang membutuhkan informasi edukasi tentang bagaimana mereka menghadapi remaja-remaja yang ada di rumah.

"Tentu saja kita punya tujuan mulia untuk bisa meningkatkan pemahaman orang tua tentang tahapan perkembangan remaja dan juga tantangan psikologi serta sosial di era digital" ujar Edi Setiawan kembali menegaskan.
Pada bagian lain paparannya Edi Setiawan menyatakan, Kemendukbangga/BKKBN juga ingin melatih keterampilan komunikasi antara orang tua dan juga hubungan yang positif dan relasi yang kuat dengan remaja.
"Kita punya buku 1001 cara bicara orang tua dengan remaja, dan telah kita sempurnakan kembali buku atau modul tersebut sebagai bentuk pelayanan kami dari Direktorat Remaja kepada seluruh orang tua yang punya anak remaja." terang dia lagi di Kanal YouTube Kemendugbangg_bkkbn.
Kemendukbangga/BKKBN, terus Edi, Juga ingin mendorong orang tua untuk bisa sama-sama membentuk karakter remaja yang ada di rumahnya masing-masing, sehingga permasalahan-permasalahan terkait dengan remaja bisa teratasi.
"Kita juga ingin program ini bisa sampai dengan baik kepada keluarga-keluarga yang punya anak remaja, kita juga ingin menyasar guru fasilitator teman-teman PKB dan PLKB, agar mendapatkan pandangan-pandangan baru tentang bagaimana pola relasi antara orang tua dengan remaja di zaman sekarang." tutup Edi.
Sementara pembicara lainnya, Penyuluh Narkoba Ahli Muda Badan Narkotika Nasional, Eva Fitri Yuanita dalam paparannya " Remaja Identitas dan Lingkaran Pertemanan : Keluarga Sebagai Penunjuk Arah Relasi Sehat menyebutkan, Kualitas positif dapat berada peda diri orang tua dan anak, contohnya adalah adil, jujur, berani, kuat dan dapat diandalk.

"Setap keluarga mempunyai gambaran visual yang berbeda-beda, yaitu keluarga lengkap, keluarga tunggal, angkat dan campuran." terangnya lagi.
Kemudian, lanjut Eva, berbicara masalah keluarga dan narkoba, keduanya saling terkait satu sama lain. Karena sebenarnya keluarga memiliki dua resiko , faktor resiko dan faktor untuk pelindung.
"Saat remaja dalam keluarga membutuhkan panutan, dia tidak sadar bahwa rollmodel yang paling dekat adalah dikeluarga. Namun persoalannya apakah keluarga memberikan contoh yang baik atau memberikan roll model yang buruk."
Artinya, dalam keluarga, remaja tiap hari melihat keluarganya ada merokok atau bahkan pengguna narkoba, dengan melihat secara berulang ulang, lalu muncul keinginan untuk mencobanya.(@Ng).