Fortasbi Dorong Petani Sawit Bersertifikat RSPO Jadi Penentu Kualitas Sawit Berkelanjutan

Fortasbi Dorong Petani Sawit Bersertifikat RSPO Jadi Penentu Kualitas Sawit Berkelanjutan
Head of Secretariat Fortasbi Indonesia, Rukaiyah Rafik, kami mendampingi petani yang sudah bersertifikat RSPO. (Foto istimewa Testi)

Spektroom – Forum Petani Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia (Fortasbi) menegaskan perannya sebagai wadah pembeda di antara organisasi petani sawit lain. Fokusnya jelas: mendampingi petani sawit bersertifikat RSPO agar mampu menghasilkan sawit berdaya saing tinggi, ramah lingkungan, dan sesuai tuntutan pasar global.

Head of Secretariat Fortasbi Indonesia, Rukaiyah Rafik, menjelaskan bahwa Fortasbi memiliki pendekatan khusus dibandingkan organisasi petani sawit lainnya seperti Afkasindo, SAMADE, SPKS, dan ASPEKFIR.

“Kalau organisasi lain berperan luas dalam pemberdayaan petani, Fortasbi lebih spesifik—kami mendampingi petani yang sudah bersertifikat RSPO agar mampu mempertahankan dan meningkatkan kualitas produksinya,” ujar Rukaiyah, Kamis (30/10/2025).

Menurutnya, sertifikasi RSPO bukan sekadar formalitas, melainkan tolok ukur penting dalam memastikan keberlanjutan, transparansi, dan kredibilitas petani di mata dunia internasional. “Kami ingin menunjukkan bahwa petani kecil pun bisa memenuhi standar global dan diakui karena praktiknya yang bertanggung jawab,” tegasnya.

Saat ini Fortasbi menaungi lebih dari 60 asosiasi dan koperasi dengan ribuan petani anggota yang telah memenuhi standar keberlanjutan tersebut. Komitmen ini bukan hanya memperkuat posisi petani dalam rantai pasok, tetapi juga meningkatkan daya tawar mereka di hadapan pembeli dan pabrikan besar.

“Dengan sertifikasi, petani punya nilai tambah, harga jual lebih stabil, dan posisi yang lebih kuat dalam negosiasi,” tambahnya.

Rukaiyah juga menyinggung tentang kualitas sawit yang kini diinginkan pasar global, yaitu produk yang bersumber dari kebun berkelanjutan, tidak merusak hutan, transparan asal-usulnya, serta memberdayakan petani lokal.

“Pembeli dunia semakin selektif. Mereka mencari sawit yang bersih secara sosial dan lingkungan. Di situlah Fortasbi hadir, memastikan petani kecil bisa menjawab tantangan itu,” tutupnya.

Lebih jauh, ia menaruh harapan besar agar petani sawit Indonesia dapat menjadi ujung tombak dunia persawitan—bukan sekadar pemasok bahan mentah, tetapi pemain penting dalam menjaga reputasi dan keberlanjutan industri global.

“Petani adalah garda depan masa depan sawit Indonesia. Bila mereka kuat, berdaya, dan berkelanjutan, maka citra sawit Indonesia pun akan semakin dihormati di dunia,” pungkasnya. (Polin/Testi)

Berita terkait

PKP  Susun Rencana Relokasi Pembangunan Rumah Masyarakat Terdampak Di  Sumbar

PKP Susun Rencana Relokasi Pembangunan Rumah Masyarakat Terdampak Di Sumbar

Spektroom -  Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) bergerak cepat dalam upaya penanganan bencana banjir bandang yang melanda beberapa wilayah di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Menteri PKP menugaskan secara langsung beberapa jajaran eselon 1 melakukan peninjauan lapangan untuk memetakan kebutuhan darurat, kerusakan hunian, infrastruktur permukiman, serta menyiapkan langkah

Nurana Diah Dhayanti
Koperasi Jadi Jalan Inklusi Ekonomi bagi Penyandang Disabilitas

Koperasi Jadi Jalan Inklusi Ekonomi bagi Penyandang Disabilitas

Spektroom –Koperasi jadi jalan Inklusi Ekonomi bagi Penyandang Disabilitas. Hal itu ditegaskan  Menkop Ferry Juliantono bahwa  pentingnya koperasi sebagai sarana pemberdayaan ekonomi penyandang disabilitas. Menurutnya, koperasi dapat membantu mengorganisir usaha komunitas agar lebih mandiri dan berdaya saing. Hal tersebut disampaikan Menteri Koperasi (Menkop) Ferry Juliantono saat menghadiri acara Inklusiland bertema

Nurana Diah Dhayanti