MI Terpadu Berkah Terapkan Kurikulum Berbasis Cinta, Tanamkan Empati Sejak Dini
Spektroom — MI Terpadu Berkah Palangka Raya berkomitmen memperkuat pendidikan karakter melalui penerapan Kurikulum Berbasis Cinta (KBC). Empat perwakilan madrasah, yakni Kepala MI Aminah Khoirunisa, S.Pd, Wakil Kepala Bidang Kurikulum Selviana Wijayanti, S.Pd.I, Wakil Kepala Bidang Kesiswaan Norhidayah, M.Pd, dan guru Erry Kusumaningtyas, S.T, mengikuti Bimbingan Teknis Kurikulum Berbasis Cinta yang dilaksanakan pada 27–28 Oktober 2025 bersama peserta madrasah se-Kota Palangka Raya.
Kepala Kemenag Kota Palangka Raya, Dr. H. Muhidin Arifin, menjelaskan bahwa Kurikulum Berbasis Cinta bukan sekadar inovasi kurikulum, tetapi pendekatan yang menempatkan nilai kasih dan kepedulian sebagai inti proses belajar.
“Guru bukan hanya penyampai ilmu, tetapi pembimbing yang menumbuhkan kasih dalam diri anak didik. Inilah langkah membangun generasi berakhlak dengan cara yang lembut, bukan menekan,” ujarnya.
Narasumber Dr. Rita Sukaesih, M.Pd, menekankan bahwa praktik pembelajaran yang berlandaskan cinta dapat membentuk suasana belajar yang sehat secara emosional.
“Anak-anak perlu dibimbing dengan hati, bukan sekadar otoritas. Belajar mencintai kehidupan adalah dasar dari semua kecerdasan,” katanya.
Sementara H. Rumaidi, S.Ag, menyoroti pentingnya keteladanan guru dalam penerapan KBC.
“Kurikulum cinta ini bukan teori di atas kertas. Kalau guru penuh empati, anak-anak akan meniru dan membawa nilai itu dalam kehidupan sehari-hari,” tegasnya.
Selama dua hari pelaksanaan, peserta bimtek mempelajari konsep Panca Cinta — mencintai Allah dan Rasul, mencintai ilmu, mencintai alam, mencintai diri dan sesama, serta mencintai tanah air. Nilai-nilai ini diintegrasikan ke dalam setiap aspek kegiatan belajar, mulai dari perencanaan, metode, hingga evaluasi.

Setelah pelatihan, Kepala MI Terpadu Berkah bersama tim berkomitmen menerapkan prinsip Kurikulum Berbasis Cinta di lingkungan MI Terpadu Berkah Palangka Raya.
" Dengan pendekatan KBC ini diharapkan hasilnya bagi siswa yang tidak hanya unggul dalam akademik, tetapi tumbuh karakter berjiwa lembut, peduli, dan memiliki kesadaran sosial tinggi" harapan Aminah, Rabu, (29/10/2025)
Program ini sejalan dengan misi Kementerian Agama dalam memperkuat moderasi beragama dan pendidikan karakter nasional—membangun generasi madrasah yang cerdas, toleran, dan berakhlak mulia. Karena pada akhirnya, pendidikan sejati memang berawal dari cinta.
(Polin /A.Khairunisa)
Editor : Biantoro.